07 September 2016

Kemhan Perbaiki Lima Pesawat Hercules TNI AU

07 September 2016

C130B Hercules A1303 (photo : Rinaldi Wibiyanto)

BANDUNG - Kementerian Pertahanan melalui Komando Pemeliharaan Materiil Angkatan Udara (Koharmatau) memperbaiki pesawat angkut jenis Hercules. 

Saat ini sudah tiga unit Hercules yang sudah dalam tahap perbaikan. Bahkan satu di antaranya sudah mencapai tahap tes terbang untuk melihat peningkatan performa pesawat buatan tahun 1960-an itu.

Komandan Koharmatau, Marsekal Muda TNI Robert Sotter Marut mengungkapkan, perbaikan yang dilakukan sesuai dengan prosedur perawatan yang berlaku. 

Setelah semua pekerjaan pemeliharaan berat selesai, kata dia, baru dilaksanakan test flight (uji terbang). Selanjutnya, sambung dia, dicek semua sistem yang ada dan diputuskan sudah laik terbang atau masih ada perbaikan. 

Hal itu disampaikan Robert di sela-sela uji terbang pesawat Hercules C-130-B dengan nomor registrasi A-1303 di Lapangan Udara Husein Sastranegara Bandung, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Rabu (7/6/2016). 

Pesawat buatan Amerika Serikat itu merupakan pesawat yang sehari-hari berada di Skadron Udara 32 Pangkalan Udara Abdurahman Saleh Malang. “Ini yang pertama di tahun 2016. Rencananya ada lima Hercules yang diperbaiki,” ungkapnya kepada wartawan.

Selain memperbaiki mesin yang rusak, kata dia, perbaikan pesawat ini dilakukan untuk mengganti mesin yang usianya sudah lampau. Kendati demikian, dia menegaskan Kondisi pesawat dipertahankan seperti baru dengan memperbarui atau mengup-grade beberapa sistem. 

“Sebenarnya ada jadwal baik berdasarkan usia, jam terbang maupun kalender perbaikan. Apalagi pesawat ini termasuk pesawat tua kelahiran 1960-an,” tuturnya.

Dalam pengerjaannya, Kemhan bekerja sama dengan sebuah perusahaan maintenance pesawat yang berasal dari Malaysia. Waktu pengerjaan perbaikan satu pesawat, lanjut Robert, bisa selama enam bulan. 

Meski membutuhkan waktu cukup lama, kata dia, Koharmatau mengedepankan kualitas dalam perbaikan pesawat. “Kami ingin kualitas. Makanya Kemhan untuk perbaikan lima pesawat dana yang dikeluarkan mencapai USD33 juta,” tandasnya.

Project Manager PT Airod Malaysia, Mior Hamdan bin Zakaria menyebutkan, pihaknya sudah mengerjakan perbaikan sejak tanggal 4 Januari 2016 dan ditargetkan selesai pada 18 September mendatang atau delapan bulan sejak dikerjakan. 

“Awalnya pesawat ini (Hercules A-1303) tadinya hampir tidak bisa terbang. Makanya kami kerjakan di Depohar 10 Lanud Husein Sastranegara Bandung. Sementara dua lainnya yakni A-1319 dan A-1326 kami kerjakan di Malaysia karena kondisinya cukup untuk terbang ke sana,” tuturnya.

Mior merinci, khusus pesawat Hercules A-1303 perbaikannya meliputi penggantian outer wing, center wing, penggantian struktur utama fuselege, perbaikan engine, mengganti sistem gas turbine compressor, dan melaksanakan up-grade sistem avionik.

(SindoNews)

10 komentar:

  1. semoga dengan sering dikontrol dan diperbaiki tidak akan ada lagi pesawat yang jatuh yaa Cara Mengobati Vitiligo Dengan QNC Jelly Gamat

    BalasHapus
  2. Termasuk penggantian mesin jenis baru?

    BalasHapus
  3. Setelah 5 pesawat selesai diperbaiki, berapa jumlah pesawat C-130 yang siap?

    BalasHapus
  4. Hmm as a malaysian im very proud of airod as it has contracted with a lot of countries including usa for the mro of hercules. Currently only airod and two others companies from japan have been certified for c130 mro in asia. Australia also have two and i hope indonesia will have their own c130 mro company in the future.

    BalasHapus
  5. C-130B ( buatan 1960 ) sdh saatnya di grounded dan diganti dgn C 130J, Atlas atawa Antonov AN70..sayangilah Pilot dan Crew TNI AU serta keluarganya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau tujuannya adalah " sayangilah Pilot dan Crew TNI AU serta keluarganya ", maka melakukan pemeliharaan dan perbaikan adalah untuk memenuhi tujuan itu juga, kan?

      Pesawat baru dibeli pun dapat saja mengalami kecelakaan, termasuk C-130J, An-70, & A400M jika tidak dilakukan perawatan dan perbaikan yanh baik, kan?

      Hapus
    2. Kuncinya itu justru di perawatan yang baik.

      Hapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Sebenarnya secara pribadi, suka miris kalau liat C-130 kita. Tiap kali liat dia terbang atau gambar di foto, suka berdoa supaya kejadian lalu2 tidak terjadi sama sisa pesawat yang lain. Cuman apa mau dikata, napsu lebih besar dari kemampuan. Anggaran da dipotong sama Kementrian Keuangan. Mudah2an penghematan tahun ini bisa membantu di tahun depan untuk TNI AU mendapatkan pesawat angkut yang baru

    BalasHapus